Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Rudy Herianto Adi Nugroho mengatakan, ada 59 WN China dan Taiwan yang ditangkap di 4 lokasi berbeda beberapa waktu lalu. Mereka sudah beroperasi selama 1 bulan di Jakarta.
"Dalam satu bulan ini saja mereka meraup keuntungan sekitar Rp 1 triliun," terang Rudy Rudy mengungkap, sindikat tersebut mengincar korban sejumlah pengusaha di Taiwan dan China. Mereka memeras korban dengan modus berpura-pura sebagai aparat polisi atau jaksa.
"Modusnya mengaku polisi atau jaksa kemudian menuduh korban terlibat kejahatan, kemudian korban diminta membayar sejumlah uang apabila tidak mau kasusnya dibongkar," jelas Rudy.
Kasus ini bukan pertama kalinya dibongkar pihak Kepolisian Daerah Metro Jaya. Sebelumnya, Polda Metro Jaya pernah menangkap ratusan WN China dan Taiwan yang juga melakukan kejahatan serupa.
Mereka mengincar Jakarta, Indonesia sebagai lokasi untuk markas operasinya. Di samping agar luput dari pelacakan otoritas China dan Taiwan, mereka juga memilih Indonesia karena biaya hidupnya murah.
"Mereka bisa menyewa rumah mewah di Jakarta dengan biaya mencapai ratusan juta per tahun," lanjutnya.
Sebelumnya, Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya di bawah pimpinan AKBP Aries Supriyono menggerebek 4 lokasi di Jakarta yang dijadikan markas para WN Taiwan dan China tersebut. Di lokasi tersebut, polisi menyita sejumlah peralatan untuk melakukan kegiatan kejahatan mereka.
"Saat ini mereka sudah dideportasi ke negaranya masing-masing," tandas Rudy. (TL)
