KOTAMOBAGU, RedaksiManado.Com ~ Rencana Pemerintah Kotamobagu mengoperasikan Bus Rapid Transit (BRT) disejumlah titik, nampaknya tak akan mudah. Pasalnya, sejumlah supir bentor dipastikan akan menolak pengoperasian BRT tersebut. Penolakan ini didengar langsung awak media dari salah satu super bentor yang kesehariannya mengoperasikan bentor di wilayah Kotamobagu Utara.
“Kami tidak setuju, dan pasti bila Pemkot benar mengoperasikan BRT ini akan ada aksi protes dari kawan kawan yang lain, sebab akan sangat merugikan kami bila BRT itu beroperasi, dari sisi pendapatan akan berkurang, saat ini saja bentor di Kotamobagu sudah cukup banyak, apa lagi ditambah denga BRT. Sementara penguna Bentor tidak bertambah,”ucap Hardiansa Abarang (28) tahun.
Terpisah salah satu masyarakat yang setiap harinya mengunakan bentor sebagai aktifitas sehari hari, mendukung rencana Pemerintah Daerah, namun dengan syarat tidak menganggu aktifitas bentor “Kalau kami sih, sah sah saja, bila Pemkot menyiapkan BRT sebagai alat transportasi umum bagi warga Kotamobagu, tapi usahakan dengan hadirnya BRT ini tidak menyingkarkan bentor. Ada ribuan orang yang mengantungkan nasibnya melalui bentor,”kata Adi Mahendra.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kotamobagu Hendra Makalalag, menjamin kehadiran BRT sebagai pelayanan transportasi public tidak akan menganggu aktifitas pengemudi bentor. Sebab, kehadiran BRT sudah jadi tuntutan perundang undangan “Pemerintah wajib menyiapkan transportasi umum yang memenuhi syarat, dan itu adalah BRT. Disamping itu kehadiran BRT ini tidak akan menganggu bentor, BRT hanya beroperasi di jalan utama, dan ada koridornya,”janji Hendra.
Terinformasih, saat ini dua BRT dari 5 yang diberikan Kementerian Perhubungan (Kemnhub) telah tiba di Kotamobagu, BRT yang diserahkan Kemenhub bisa mengangkut 40 penumpang. (LW)
