Kabar meninggalnya Djalaluddin diterima Menteri Khofifah kala dia berada di kediamannya di Surabaya, Jawa Timur, sekira pukul 07.30 WIB. Jumat malam sebelum itu, dia menghadiri acara Haul Agung Sunan Ampel di makam waliyullah tersebut di Jalan Pegirian.
Sabtu siang, rencananya Khofifah akan melakukan kunjungan kerja Program Keluarga Harapan sekaligus menghadiri acara Muslimat Nahdlatul Ulama, organisasi yang dia pimpin. Tetapi dia urung hadir begitu mendengar kabar mertuanya meninggal. Khofifah langsung bertolak ke Makassar.
"Ibu menerima kabar mertuanya meninggal tadi pagi sekira pukul 07.30 WIB. Almarhum katanya meninggal pukul 07.00 pagi," kata staf khusus Menteri Sosial, M Mas'ud Said, di Surabaya, Jawa Timur.
Berdasarkan keterangan yang dia peroleh dari keluarga Khofifah, Djalaluddin Parawansa merupakan keturunan Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makassari Al-Bantani (mafhum dipanggil Syaikh Yusuf Al-Makassari), penyebar Islam kelahiran Goa, Sulawesi Selatan, di tanah Afrika Selatan.
Mertua Khofifah (dilingkari) semasa hidup.
Syaikh Yusuf Al-Makassari meninggal dan dimakamkan di Cape Town, Afrika Selatan. Oleh Presiden Soeharto, dia diberi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1995. "Nah, mertua ibu Khofifah ini masih keturunan dari Syaikh Yusuf Al-Makassari," ujar Mas'ud.
Djalaluddin Parawansa, jelas Guru Besar Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang itu, merupakan ayah dari suami Khofifah, Indar Parawansa, yang juga meninggal beberapa tahun lalu. Djalaluddin meninggal di rumah putrinya di Goa. "Dan dimakamkan di rumah duka di Goa," kata Mas'ud.
Tahun ini bisa dikata sebagai tahun kesedihan bagi Khofifah. Sejumlah orang dekatnya meninggal dunia tahun ini. Yakni mantan Ketua Umum Pengurus Besar NU, KH Hasyim Muzadi, mantan Rais Syuriah PB NU, KH Aziz Masyhuri, dan pembaca Alquran yang meninggal saat membaca lantunan ayat suci di acara Haul Keluarga Besar Khofifah, Ustadz Usman Jakfar. "Dan sekarang mertua Ibu Khofifah yang meninggal," kata Mas'ud. (TL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar