.

.
» » Oknum Kepsek SMA Lokon Terlibat Pemalsuan Ijazah

SMA Lokon Tomohon (foto:web)


REDAKSIMANADO.COM, TOMOHON – Siska Regina Rori ibu kandung dari Randy Silvester Mogi merasa dirugikan akan Ijazah anaknya (Randy Silvester Mogi) yang dikeluarkan pihak SMA Lokon melalui oknum Kepala Sekolah atas nama Stephanus Ignatius Poluan.

Dijelaskan Siska, tanggal 1 Februari 2016 anaknya datang ke SMA Lokon ambil Ijazah, namun setelah diterima, nama yang tertera pada ijazah tersebut tidak sesuai nama pemilik yaitu Randy Silvester Mogi Rori yang seharusnya Randy Silvester Mogi.

Kemudian besok harinya, tanggal 2 Februari 2016, Siska bersama anaknya itu datang ke SMU Lokon untuk mengkonfirmasi dengan Kepala Sekolah Stephanus Ignatius Poluan, namun menurut Kepala Sekolah Stephanus Ignatius Poluan penulisan nama di Ijazah atas permintaan Hengky Mogi.

Sedangkan menurut Siska, Hengky Mogi bukanlah ayah kandung dari anaknya, melainkan hanya merawat anaknya atau orang tua angkat. Merasa keberatan akan penulisan nama ijazah anaknya, Siska melaporkan perkara ini di Polda Sulut  Dimana Hengky Mogi sebagai terlapor dan Kepsek SMA Lokon sebagai saksi.

Siska juga mengakui ijazah yang dikeluarkan pihak SMA Lokon merugikan anaknya untuk masuk ke pendidikan selanjutnya. Menurutnya, nama yang tertera di Akte Kelahiran, Ijazah TK, SD sampai SMP itu berbeda dengan nama yang ada di ijazah SMA yang dikeluarkan pihak SMA Lokon.

“Akibat pemalsuan data ijazah SMA, Kepala Sekolah SMA Lokon di Tomohon bertemu dengan saya dan membicarakan tentang apa yang harus dilakukan dan sebagainya. Dalam pertemuan tidak ada jawaban yang jelas dan proses hukum pun terus berlanjut,” kata Siska

“Semoga laporan di Polda akan jadi titik terang bagi mereka. Hengky Mogi akan mengerti arti Mogi yang sudah dibuatkan akte kelahiran sehingga berada di belakang nama anakku dan sekolah SMA Lokon akan mengerti arti dan kegunaan ijazah SMA bagi setiap anak didiknya,” tambah Siska.

(iren)

Admin RMC 3/22/2016

Penulis: Admin RMC

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

2 komentar:

ladyJ mengatakan...

I dont have a clear idea about whats going on here and i hope the media aint give some kinda of provocative headline but in my sense this is a case of mistaken identity which the client should have given a clear and thorough information beforehand since the input of data would be based on the information given or as requested by clients as in defence of the school principle..i dont see this as a fraud case because the school didnt get a benefit by doing so, so whats the point if they purposely or having an intention to mislead their students..in contrast, i'd say there some people who wanted to create a sensation over a story that mislead their readers. Think smart.

Steve Jobless mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.