» » Musda PMI Tomohon Kongkalikong, Suap Untuk Pembohongan Publik, AD/ART Dilanggar


Tomohon,RedaksiManado.com~ Muskot yang digelar oleh Pemkot Tomohon bersama PMI Provinsi pada Jumat kemarin menyisahkan kisah menarik. Mulai dari walk out pemegang hak suara dari kecamatan Tomohon barat dan Tomohon Timur, hingga permainan oknum kepala opd (kaban) di Pemkot Tomohon yang dengan sengaja membohongi salah satu pemegang hak suara , demi memuluskan jalan junjunganya untuk menjadi ketua Palang Merah Indonesia Kota Tomohon.

Hal ini terungkap saat salah satu pengurus kecamatan Tomohon timur, ketika doorstop usai walk out pada Musyawarah kota yang digelar Pada Jumat (16/6/23) di lantai III Mall Pelayanan Publik Kelurahan Kolongan, menyatakan bahwa surat ke propinsi yang menyatakan bahwa kami keberatan terhadap ibu SAS (Syerly Adelyn Sompotan) itu bukan dari kami. Yang benar saya mengundurkan diri bukan dipecat.

Diapun mengungkapkan bahwa dirinya pertama dipanggil dengan alasan untuk menandatangani surat perjanjian sebagai ketua PMI Tomohon Timur. Saat itu saya harus meninggalkan anak saya yang lagi menonton pawai karena ada urusan yang memanggil saya untuk ke ruang sekertaris Daerah, dan disitulah saya melihat surat pernyataan saya yang mereka buat tidak sesuai dengan kenyataan, dan saya menolak menandatangani.

Panggilan kedua kami diarahkan bertemu di kantor sekwan, bertemu dengan dua orang bapak,yang satunya kaban, dan  juga seorang ibu yang setelah diketahui  adalah camat.  

"Dalam pertemuan ini diungkapkan juga oleh mereka bahwa jika tidak lagi sinergi dengan pemerintah maka PMI Tomohon tidak akan berjalan baik. Saya di suruh menandatangani surat yang isinya mendukung bakal calon ketua PMI saja. Karena saat itu saya adalah tenaga kontrak yang gajinya berharap dari Pemkot, saya langsung menandatangani surat tersebut,ujar sumber yang tak ingin namanya disebut."

BACA JUGA  : Kerahkan Birokrat, Caroll Senduk Berniat 'Rampok' Kepengurusan PMI Tomohon Dari SAS

"Demikian pula disaat Muskot tadi, Surat dukungan bakal calon ketua yang saya tandatangani ternyata adalah dukungan kepada ibu tersebut, saya jelas dibohongi karena suara hati saya tidak ingin memilih beliau," ungkap sumber yang tak ingin namanya ditulis, sambil menunjukkan bukti rekaman.

Saat akan keluar ruangan, ujar sumber menjelaskan keadaan saat panggilan kedua,  dirinya sempat melihat uang diambil dari tas milik oknum camat kemudian ketika beranjak keluar oknum kaban ini langsung memasukkan uang tersebut di saku, sembari berkata, ambil saja (uangnya) tidak apa-apa. Dan ternyata saya dibohongi bahwa dengan uang lima ratus ribu itu suara saya sudah tidak ada atau diambil untuk memilih ibu itu dengan cara yang tidak benar. 

Sementara itu, saat dicegat insan pers usai walk out dari musyawarah Abal abal PMI kota Tomohon, ketua terpilih pada Musyawarah kota yang sudah digelar sebelumnya di LV, Syerly Adelyn Sompotan (SAS) sangat menyayangkan tindakan yang diambil oleh Pelindung PMI kota Tomohon Caroll Senduk serta Pengurus PMI Provinsi yang melengserkan atau tidak  mengakui Musyawarah Ke IV yang sudah digelar sebelumnya.

"Kami merasa terzolimi karena ada tindakan kesewenang-wenangan oleh pelindung PMI kota Tomohon dalam hal ini Walikota Tomohon Bapak Caroll Senduk bersama pengurus PMI Propinsi yang melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap kami yang telah melakukan Musyawarah Kota (Muskot)ke IV yang telah sesuai dengan AD/ART PMI, tapi mengapa Muskot diulang kembali, kalaupun akan diulang itu namanya musyawarah luar biasa,"ujar SAS.

Lanjut SAS, Dan jika ada musyawarah luar biasa, kami pengurus harus dibekukan baru ada plt. Apakah ada kong kalikong antara Pemkot Tomohon dengan pengurus PMI provinsi sehingga harus ada lagi musyawarah kota Abal Abal seperti ini.ini organsiasi kemanusiaan bukan politik, jadi saya berharap masyarakat kota Tomohon membuka mata, saya sudah sangat bersabar karena ini organisasi kemanusiaan. 

"Demi masyarakat kota Tomohon, kami tidak akan diam sampai disini. Mereka menggunakan cara-cara yang tidak baik, "ujar SAS sambil meneteskan air mata seakan tidak percaya apa yang baru saja terjadi dan dialaminya.

Lanjut diungkapkan SAS, pihaknya sudah menuruti semua kemauan Caroll Senduk, sehingga musyawarah yang seharusnya digelar, ditunda hingga  beberapa kali. Termasuk audiens dengan Walikota meskipun dirinya tidak hadir,tapi pengurus hadir pada 23 Februari lalu. Dan dari audiensi dengan Walikota tersebut, ada satu permintaan dari beliau yaitu menjadikan isterinya sebagai ketua PMI kota Tomohon, itulah permintaan yang  tidak kami turuti. 

"Kami ingin menjalankan musyawarah ini (yang digelar di LV), sesuai prosedur. Saya tidak memaksa kehendak dari para pemegang hak suara. Namun saat Muskot lalu, mereka memilih saya karena mereka tau siapa yang berkompeten untuk memimpin PMI Kota Tomohon, jelas SAS. 

Ungkapnya lagi, bahwa disatu saat pernah tidak mendapatkan dana hibah dan mereka menyewa rumah di depan Polsek tengah. 

Kami juga pernah mengajukan kerjasama dengan ketua PKK kota Tomohon, bagi para ibu hamil untuk pemeriksaan golongan darah, serta memastikan ketersediaan darah bila diperlukan saat operasi atau melahirkan normal, tapi inisiatif kami tidak direspon dan ternyata ada keinginan untuk menjadi ketua PMI kota Tomohon.

"Jadi ada apa sebenarnya sehingga dilakukan lagi musyawarah Ini yang menurut kami tidak benar.

Terjadi kong kalikong antara pelindung PMI kota Tomohon, dengan Pengurus PMI Provinsi bahkan pelanggaran AD/ART telah dilakukan oleh mereka. Jadi itu alasan kami walk out dari musyawarah abal Abal ini," tutupnya dengan nada kesal.***(Ab...)

EL 6/16/2023

Penulis: EL

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama