.

.
» » » Jokowi Sebut Isu Daya Beli Turun Dipolitisasi, Waketum Gerindra: Ngawur

Jakarta, RedaksiManado.Com - Pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut daya beli masyarakat turun hanya dimainkan orang berkepentingan politik mendapat sanggahan dari Gerindra. Waketum Gerindra Arief Poyuono menyebut Jokowi asal bicara alias ngawur. "Pernyataan yang sangat ngawur kalau menuduh lawan politiknya yang menyebarkan isu daya beli menurun," kata Arief di Jakarta, Rabu (4/10/2017).

Menurut Arief, Jokowi seperti lari dari kenyataan dengan melempar pernyataan seperti itu. Arief mengatakan ukuran daya beli masyarakat dipatikan dirilis oleh institusi pemerintah melalui survei angka-angka di lapangan, seperti BPS dan Bank Indonesia, setiap triwulan.

"Nah kalau dikatakan daya beli menurun akibat beralihnya sistem pembelian barang dan jasa ke online, juga ngawur. Apalagi kok yang dipakai kenaikan usaha jasa pengiriman barang jasa JNE dan Pos Indonesia," ucap Arief.

Pernyataan soal daya beli yang dipolitisasi, dipandang Arief, sebagai bentuk ketakutan Jokowi menjelang Pilpres 2019. Arief pun meminta Jokowi bicara berlandaskan data. "Jadi kalau Joko Widodo sudah menuduh lawan politiknya dengan isu daya beli turun dan menyebabkan elektabilitas turun, terkesan Joko Widodo udah ketakutan. Coba cek ke BPS, tingkat kemiskinan makin turun apa naik? Joko Widodo ngomong pakai data dong, jangan asal nuduh ya," beber Arief.

Jokowi menyebut isu daya beli yang anjlok diembuskan oleh orang yang punya kepentingan politik jangka pendek, menuju Pemilu 2019. Jokowi menantang orang itu untuk blak-blakan saja. (TL)

Redaksi Manado 2017 , 10/04/2017

Penulis: Redaksi Manado 2017

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: