.

.
» » » Bahaya Anemia Ancam Produktivitas Kerja Wanita Indonesia

Jakarta, RedaksiManado.Com -- Pola makan yang rendah zat besi menjadi salah satu yang menyebabkan seseorang terkena anemia. Dampaknya produktivitas kerja menurun, terlebih lagi pada wanita Indonesia.

Merujuk pada data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), wanita punya prevalensi anemia lebih tinggi daripada pria. Wanita dengan prevalensi tinggi terkena anemia berada dalam kelompok usia remaja atau usia produktif serta kelompok wanita hamil dan menyusui.

Profesor Endang L. Achadi, Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) mengungkapkan kelompok usia remaja atau usia produktif lebih rentan terkena anemia karena mentruasi dan pola makan. Sedangkan ibu hamil rentan terkena anemia karena asupan nutrisi yang masuk juga untuk kebutuhan bayinya.

Anemia patut jadi ancaman produktivitas sebab berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional pada Agustus 2015, sebanyak 37,16 persen jumlah tenaga kerja di Indonesia adalah wanita. Namun, produktivitas kerja seringkali menurun bagi para wanita yang menderita anemia.

Wanita dengan anemia defisiensi zat besi lekas merasa lelah, konsentrasi turun karena kekurangan oksigen pada jaringan tubuh termasuk otak, sehingga mengurangi kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.

"Anemia dapat memberikan dampak terhadap penurunan produktivitas kerja wanita Indonesia sebanyak 20% atau sekitar 6,5 jam per minggu," ungkap Prof Endang seperti pernyataan yang diterima RedaksiManado.com, pada Rabu (29/3).

Seseorang mengalami anemia ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah di bawah normal. Hemoglobin sendiri berfungsi untuk mengikat oksigen dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan tubuh. Rendahnya pasokan oksigen dalam tubuh berakibat gangguan fungsi otot dan otak.

Fungsi otot yang terganggu bisa menimbulkan rasa cepat lelah, lesu, letih dan lemah. Sedangkan saat fungsi otak terganggu, orang akan sulit berkonsentrasi, mudah mengantuk, mudah pusing dan kepala terasa sakit.

Oleh karena itu penting untuk mencegah anemia demi produktivitas yang optimal. Profesor Endang mengungkapkan, anemia dapat dicegah dengan konsumsi makanan kaya zat besi untuk pembentukan Hb seperti sumber pangan hewani. Selain itu, disarankan untuk tidak mengonsumsi teh, kopi atau susu bersamaan saat makan. Sebab, minuman-minuman ini akan menurunkan penyerapan zat besi makanan.

Prevalensi anemia yang tinggi dan pola makan masyarakat Indonesia yang rendah kandungan zat besi, lanjut Profesor Endang, maka dapat ditambah dengan konsumsi suplemen zat besi dan aktivitas atau olah raga secara teratur. Aktivitas fisik atau olah raga bermanfaat untuk memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh.

"Tubuh pun jadi bugar dan otak dapat berpikir jernih sehingga kinerja dan produktivitas meningkat," ujarnya.

Melanjutkan kampanye Indonesia Bebas Anemia, PDGMI bersama Merck meluncurkan Senam Anemiaction yakni senam pencegahan gejala anemia sebagai bagian dari total solusi Indonesia bebas anemia, serta melanjutkan kerjasama dengan Indonesia Mengajar untuk edukasi anemia.

Senam Anemiaction terdiri dari beberapa gerakan sederhana yang berfokus kepada beberapa bagian tubuh, seperti aktivitas peregangan bawah, tengah dan atas.

"Gabungan gerakan pada senam ini berfokus untuk meningkatkan mitokondria yang merupakan generator dari sel pada tubuh manusia, sehingga siapapun yang melakukan senam tersebut mengurangi gejala–gejala anemia dan dapat menjadi lebih segar serta produktif saat beraktivitas,” ungkap dr. Michael Triangto, SpKO, Spesialis Kedokteran Olahraga. (TL)

Admin RMC , 3/29/2017

Penulis: Admin RMC

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: