.

.
» » » Ini yang bikin Korea Utara ingin habisi Kim Jong-nam

Internasional, RedaksiManado.ComKematian Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, menyisakan satu misteri yang hingga kini masih belum terkuak kebenarannya. Jong-nam dibunuh di Bandara Internasional Kuala Lumpur Senin lalu (13/2) dengan cara disemprot cairan beracun oleh dua wanita diduga agen Korea Utara.

Kasus pembunuhan Jong-nam tersebut bahkan dinilai oleh musuh bebuyutan Korea Utara, Korea Selatan, sebagai tindakan terorisme. Korsel bahkan mengklaim pembunuhan tersebut telah direncanakan oleh pemerintah Korut.

Lima dari pelaku pembunuhan memang disinyalir sebagai warga negara Korut. Sementara itu, dua wanita yang awalnya diduga sebagai agen rahasia Korut diidentifikasi sebagai warga negara asing yakni Indonesia dan Vietnam. Pelaku asal Indonesia diketahui bernama Siti Aisyah. 

Beberapa fakta tersebut memunculkan satu pernyataan sangat krusial, mengapa Korut mau membunuh salah satu anggota yang merupakan pewaris kepemimpinan negara tersebut? Beberapa pengamat menilai sulit untuk menemukan penyebab pasti, namun perbedaan dengan negara tetangga China dan persaingan antar saudara disebut-sebut sebagai alasannya.

Jong-nam awalnya akan ditunjuk sebagai pemimpin Korut yang akan menggantikan Kim Jong-il. Namun, pada 2001 silam, dia tertangkap oleh pihak kepolisian saat hendak memasuki Jepang dengan paspor palsu. Saat itu, Jong-nam beralasan ingin mengunjungi Tokyo Disneyland.

Ulahnya tersebut telah mendatangkan rasa malu bagi Korut, sehingga akhirnya dia diasingkan di Makau, sebuah wilayah yang dikuasai China yang berdekatan dengan Hong Kong. Selama di China, Jong-nam terus mempertahankan hubungan dengan Beijing, terutama melalui pamannya, Jang Song Thaek, yang merupakan orang kedua paling berkuasa di Korut setelah kematian Kim Jong-il.

"Jang Sung-taek adalah orangnya China di Pyongyang. Dia merupakan sumber pendapatan Jong-nam. Hal itu yang menyebabkan orang China melindunginya," kata Direktur Program Nonproliferasi Asia Timur yang berbasis di Amerika Serikat, Jeffrey Lewis, Selasa, (21/2).

Namun, pada 2013, Sung-taek dieksekusi atas perintah Kim Jong-un. Hal itu membuat Jong-nam menjadi sekutu terkuat Jong-in di Pyongyang yang memiliki hubungan utama dengan Beijing.

"Jika Korut benar dalang di balik kematian Kim Jong-nam, maka itu akan merusak pandangan China terhadap rezim Kim Jong-un," ujar Zhao Tong, peneliti di Pusat Tsinghua Carnegie untuk Kebijakan Global di Beijing.

China selama ini sekutu Korut tapi hubungan keduanya sering panas dingin lantaran  Pyongyang terus berusaha menggeber program senjata nuklir di tengah sanksi dunia internasional yang didukung Beijing. "Ketika Korea Utara mengeksekusi Jang, secara hitung-hitungan ada kaitannya dengan China," kata Lewis.

"Korut sedang membersihkan segala elemen yang pro-China di dalam rezimnya--meski pembunuhan ini tergolong kejam."

"Jika pembunuhan ini benar atas perintah Kim Jong-un maka ini akan menjadi pukulan keras bagi China yang selama ini berharap rezim Korut mau membuka diri," ujar Zhao.

Kejadian ini akan secara mendasar mengubah cara pandang Beijing terhadap Pyongyang termasuk soal program nuklir.


*****
Jong-in yang lahir saat Jong-nam tengah menempuh pendidikan di luar negeri dan dibesarkan secara terpisah dari istri pertama Kim Jong-il, merasakan aroma persaingan yang sangat besar di antara saudaranya. Bahkan, Jong-un dikabarkan tidak pernah akrab dengan kakak sulungnya tersebut.

Ada sumber juga yang mengatakan kedua kakak beradik itu tidak pernah bertemu. Jong-nam saat itu kerap mengkritik Jong-in dan menyebutnya sebagai boneka dari rezim ayahnya yang terlalu lemah untuk mempertahankan kontrol terhadap negara. Hal itulah yang membuat Jong-in berpikir untuk membunuh Jong-nam.

Anggota parlemen Korea Selatan Lee Cheol-woo, mengutip konferensi Intelijen Nasional, mengatakan bahwa Korut telah berusaha membunuh Kim Jong Nam selama lima tahun belakangan. Seorang pria Korut yang dipenjara karena memata-matai Korsel juga mengatakan bahwa dia pernah diperintahkan untuk membunuh Jong-nam.

"Kim Jong-un mungkin telah sepakat dengan agen mata-mata Korut untuk melacak keberadaan saudara tirinya, tapi dia tidak mungkin langsung mengeluarkan perintah untuk membunuhnya, terutama pada saat ini," katanya.

Anggota parlemen lain, Kim Byung-kee, mengatakan bahwa Jong-nam telah menulis surat kepada Jong-in tahun 2012, memintanya untuk mengampuni nyawa dia dan orang-orang dari keluarganya.***[Alen]

Admin RMC , 2/22/2017

Penulis: Admin RMC

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama