RedaksiManado.Com -- Mutasi virus baru dari covid-19 deltacron yang merupakan mutasi gabungan dari varian omicron dan delta tengah menjadi pembahasan global lantaran mulai ditemukan / dikonfirmasi di sejumlah negara, khususnya di benua Eropa.
Lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) menyebut deltacron diturunkan dari garis keturunan GK/AY.4 dan GRA/BA.1. Virus rekombinan yang diidentifikasi pertama kali di Prancis oleh konsorsium EMERGEN ini telah beredar sejak awal Januari 2022.
Selain di Prancis, Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada briefing 9 Maret 2022 lalu mengatakan varian deltacron juga terdeteksi di Belanda dan Denmark. Beberapa negara seperti Inggris dan Amerika Serikat juga sudah melaporkan temuan kasus Deltacron.
Melansir USA Today, laboratorium Helix yang bermarkas di San Mateo, California, yang bekerja dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit untuk melacak covid-19 telah melakukan pemeriksaan Whole Genome Sequences (WGS) terhadap 29.719 sampel yang dikumpulkan pada 22 November hingga 13 Februari dari seluruh Amerika Serikat.
Menurut penelitian tim, termasuk University of Washington Medical Center dan perusahaan pengujian Thermo Fisher Scientific, para peneliti menemukan dua infeksi yang melibatkan versi Deltacron yang berbeda, yang dihasilkan dari kombinasi materi genetik delta dan omicron.
Sementara, 20 infeksi lain memiliki varian delta dan omicron, dengan satu kasus memiliki delta, omicron dan deltacron.
Lebih lanjut, melansir dari The Guardian, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) juga menyatakan sekitar 30 kasus telah terdeteksi di Inggris.
Ilmuwan Institut Pasteur Etienne Simon-Loriere menyebut ada kemungkinan rekombinan deltacron yang dilaporkan di negara-negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat, menggabungkan bagian berbeda dari virus induknya.
Oleh karenanya, masih ada kemungkinan bahwa varian tersebut berbeda dengan deltacron yang terlihat di Prancis. ***(Cn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar