Anak tertua korban ini, mengungkapkan bahwa Ibu dan adiknya, SR (19), tidak mengalami tindak asusila oleh pelaku seperti yang diberitakan beberapa media.
“Tadi ke tim Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Minahasa, kita sudah jelaskan, kalau adik saya tidak diperkosa. Itu juga berdasarkan hasil visum dari dokter,” ungkap CR yang dengan setia terus menjaga adiknya di RSUP Prof Kandou Malalayang.
Jadi, lanjutnya, kalau sejak kemarin dan hari ini ada media yang memberitakan jika adik saya diperkosa, itu tidak benar.
Menurut CR, dirinya mengatakan fakata ini berdasarkan hasil visum et repertum (VeR) tim dokter RSUP Prof RD Kandou Malalayang yang dilakukan ke adiknya SR.
CR juga sempat mengungkapkan kekecewaannya atas pemberitaan beberapa media di Sulawesi Utara yang secara lengkap menulis nama dan secara gamblang menampilkan foto adiknya dalam pemberitaan.
“Saya juga sangat menyayangkan atas pemberitaan yang ada di media. Kami minta tolong ke kawan-kawan media, arif dan bijaksanalah memberitakan kejadian yang keluarga kami alami, termasuk dalam hal pemuatan foto dan penulisan nama korban, yang saya lihat ditampilkan jelasa dan nama ditulis sangat lengkap. Itu bisa sangat mempengaruhi psikologis adik saya,” jelas CR.
terkait beredarnya informasi di masyarakat yang mengatakan pelaku adalah mantan teman dekat adiknya, CR mengatakan menyerahkan semua proses penyelidikan ke pihak kepolisian.
“Kalau tentang dugaan-dugaan tersangka pelaku, pasti banyak muncul. Terkait mantan teman dekatnya, saya hanya kenal saja, karena itu teman satu kuliahnya,” ungkap CR.
Biarlah pihak kepolisian berkerja secara profesional, kami percayakan sepenuhnya ke pihak kepolisian, kami tidak mau menduga-duga, tutupnya *****(Red)
