.

.
» » » » Penyerangan Jemaat Gereja, Din: Ini Adalah Sebuah Skenario dan Bentuk Kebiadaban

RedaksiManado.Com - Tragedi penyerangan terhadap empat jemaat gereja St. Lidwina, Sleman, kian menegaskan makin banyaknya serangan kepada simbol dan figur agama. 
Dalam beberapa waktu terakhir setidaknya ada tiga serangan yang terjadi pada simbol dan figur agama. Ketiga kejadian itu yakni, selain penyerangan ke St. Lidwina yang melukai empat orang, salah satunya Romo Karl Edmund Preir, ada pula Ustad Prawoto yang dianiaya di depan rumahnya di Bandung Kulon oleh lelaki berinisial AM.

Utusan khusus Presiden RI untuk dialog dan kerja sama antaragama dan peradaban Din Syamsuddin, mengecam keras kekerasan bersenjata terhadap jemaat gereja. “Kami semua ikut prihatin. Sekali lagi kami mengecam dan menolak keras,” terang dia Minggu (11/2).

Menurut ulama kelahiran Sumbawa, NTB itu, ada suatu skenario yang sengaja diciptakan untuk mengadu domba antarumat bergama. “Ini adalah sebuah skenario, walaupun saya tidak punya faktanya, dan ini bentuk tindakan tidak toleran serta kebiadaban” terangnya. Tujuannya untuk menganggu stabilitas nasional dan menciptakan konflik antarumat beragama.

Din mengajak semua umat beragama untuk menahan diri dan tidak mudah terprovokasi. Umat beragama jangan mudah diadu domba. Ia menyerahkan sepenuhnya kasus itu kepada pihak kepolisian. Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu mendorong polisi mengusut tuntas kasus tersebut dan mengungkap siapa aktor di balik penyerangan.

Dia khawatir jika kasus itu tidak bisa diungkap dan hanya berhenti pada orang gila, maka akan menyulut ketidakpuasaan masyarakat. Selain itu, lanjutnya, akan menimbulkan kecurigaan di antarumat beragama.

Akhirnya peristiwa itu dikaitkan dengan masa lalu pada 1965 yang pernah terjadi di Banyuwangi. “Ini sungguh ujian berat bagi kepolisian, kami berharap polisi bisa mengatasinya,” tuturnya.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mukti juga mengutuk keras aksi penyerangan di gereja. “Apa pun alasannya, kekerasan itu jelas bertentangan dengan ajaran agama,” tegasnya.

Polisi harus bergerak cepat mengusutnya. Jangan sampai polisi mengambil kesimpulan sebelum menemukan bukti-bukti kuat. Dalam menyikapi kejadian itu, lanjutnya, masyarakat harus kritis dan bijak. Jangan mudah dihasut dengan informasi yang tidak jelas, baik dari media masa maupun media sosial.

Sementara itu, anggota dewan Pengarah Unit Kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Romo Antonius Benny Susetyo menyayangkan terjadinya penyerangan tersebut. 
Meski sangat memprihatinkan, dia meminta masyarakat, khususnya umat Katholik tidak terprovokasi dengan aksi biadab tersebut. “Umat beragama tidak boleh terpancing. Percayakan pada pihak kepolisian,” ujarnya saat dihubungi, Minggu.

Oleh karenanya, Romo Benny berharap, polisi bisa mengusut kasus tersebut. Tidak hanya yang terjadi di Gereja St Lidwina Bedog, Sleman, melainkan semua kasus yang terjadi berentetan itu.

Dia menilai, rentetan kasus yang belakangan terjadi sangat ganjil. Pasalnya, selama ini, relasi yang terjalin antara umat beragama terbilang sudah cukup harmonis. Tak terkecuali di lingkungan Gereja St Lidwina Bedog.

Untuk itu, kepolisian sebagai pihak yang memiliki kemampuan mengusut harus menjalankan tugasnya secara maksimal. “Selama ini relasi gak ada masalah, jadi mungkin ada faktor lain. Kita harap Polri akan mengungkap itu,” imbuhnya.

Kecepatan kinerja Polri akan sangat membantu dalam mengindari prasangka yang bisa berdampak pada peristiwa perpecahan. “Karena berulang-ulang terjadi. Jadi warning agar kita tidak mudah diprovokasi,” imbuhnya. Umat Katholik sendiri, lanjutnya, percaya kepolisian bisa mengusut kasus tersebut.

Sementara Kabareskrim Komjen ARI Dono Sukmanto menuturkan, meminta semua pihak untuk tenang. Saat ini kasus tersebut ditangani Polri, sehingga jangan sampai ada yang menyimpulkan berdasar analisa masing-masing. ”Jangan pula mengambil langkah yang gegabah,” terang mantan Kasatgas Kebakaran Hutan tersebut.

Ari memastikan bahwa instansinya bakal menyelesaikan kasus tersebut. Khusus untuk mengungkap kasus di Sleman, Polri sudah meminta kapolda Jogjakarta mengumpulkan seluruh organisasi masyarakat (ormas). "Untuk menginformasikan peristiwa apa yang sebenarnya terjadi," ujarnya.

Dia pun menegaskan, pihaknya menyesalkan sekaligus mengutuk keras insiden yang mengakibatkan sejumlah orang terluka itu. Apalagi, pelaku menyasar tempat ibadah. "Peristiwa ini yang jelas sudah membuat suatu keresahan untuk seluruh bangsa Indonesia," kata dia. (Red/JP)



Redaksi Manado 2017 , , 2/12/2018

Penulis: Redaksi Manado 2017

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: