TONDANO, RedaksiManado.Com – Naas apa yang dialami lelaki Ibrahim Pongoh (87), warga Lingkungan IV, Kelurahan Matani II, Kecamatan Tomohon Tengah. Pasalnya, lelaki dengan ciri-ciri tinggi badan 165 cm, mengunakan pakaian batik dan topi, Sabtu (9/12), sekira pukul 09.30 Wita ditemukan warga telah tewas mengapung di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano, tepatnya di Kelurahan Luaan, Linkungan III, Kecamatan Tondano Timur.
Berdasarkan informasi, jasad korban pertama kali ditemukan oleh Lucky Kerap warga setempat yang hendak ke sekitar DAS. Lucky sendiri kala itu sempat kaget dan takut ketika dirinya mendapati ada sosok mayat lelaki mengapung di DAS Tondano. “Saat itu kita langsung berteriak dan meminta pertolongan warga sekitar DAS dan melaporkan hal itu ke pihak kepolisian terdekat,” ungkap Lucky.
Bersama warga, tim SAR dan pihak kepolisian, korban yang ditemukan telah tewas dan mengapung kemudian diangkat oleh warga dan petugas. “Korban mengapung di DAS Tondano dengan kondisi meninggal dunia. Sontak penemuan mayat tersebut menghebohkan warga di sekitar lokasi kejadian,” ungkap Kapolres Minahasa AKBP Christ Pusung melalui Kasubag Humas AKP Hilman Rohendi.
Menurut Rohendi, tidak berselang lama setelah ditemukan, langsung diketahui identitas dan keluarga korban. Keluarga korban ketika mengetahui langsung menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jasad korban. “Pihak keluarga telah membuat surat penolakan autopsi yang telah ditanda tangani oleh salah satu anak kandungnya, yakni Welhemian Rapar,” ungkap Hilman Rohendi.
Namun Rohendi menjelaskan, dalam hasil visum oleh tim dokter, jasad korban tidak terdapat tanda kekerasan. Polisi pun menduga jika korban tewas karena faktor usia. “Kami menduga korban tewas karena sebelumnya terjatuh ke DAS Tondano,” akunya sembari menambahkan, jasad korban telah dijemput keluarganya. (Angel)
Berdasarkan informasi, jasad korban pertama kali ditemukan oleh Lucky Kerap warga setempat yang hendak ke sekitar DAS. Lucky sendiri kala itu sempat kaget dan takut ketika dirinya mendapati ada sosok mayat lelaki mengapung di DAS Tondano. “Saat itu kita langsung berteriak dan meminta pertolongan warga sekitar DAS dan melaporkan hal itu ke pihak kepolisian terdekat,” ungkap Lucky.
Bersama warga, tim SAR dan pihak kepolisian, korban yang ditemukan telah tewas dan mengapung kemudian diangkat oleh warga dan petugas. “Korban mengapung di DAS Tondano dengan kondisi meninggal dunia. Sontak penemuan mayat tersebut menghebohkan warga di sekitar lokasi kejadian,” ungkap Kapolres Minahasa AKBP Christ Pusung melalui Kasubag Humas AKP Hilman Rohendi.
Menurut Rohendi, tidak berselang lama setelah ditemukan, langsung diketahui identitas dan keluarga korban. Keluarga korban ketika mengetahui langsung menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jasad korban. “Pihak keluarga telah membuat surat penolakan autopsi yang telah ditanda tangani oleh salah satu anak kandungnya, yakni Welhemian Rapar,” ungkap Hilman Rohendi.
Namun Rohendi menjelaskan, dalam hasil visum oleh tim dokter, jasad korban tidak terdapat tanda kekerasan. Polisi pun menduga jika korban tewas karena faktor usia. “Kami menduga korban tewas karena sebelumnya terjatuh ke DAS Tondano,” akunya sembari menambahkan, jasad korban telah dijemput keluarganya. (Angel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar