.

.
» » PMI Kota Bitung, Bantu Pemerintah Cegah Covid 19, Dirikan Chamber Diperbatasan

BITUNG, RMC – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bitung tidak tinggal diam dalam penanganan pencegahan penyebaran Virus Corona di daerah ini. Salah satunya dengan mendirikan chamber atau bilik PMI di daerah perbatasan Kota Bitung, Kelurahan Sagerat, Kecamatan Matuari.

PMI kota Bitung secara total memberi diri membantu pemerintah Kota Bitung dalam mencegah penyebaran virus mematikan yang saat ini sedang merajalela di seluruh penjuru dunia.

Ini inovasi yang dilakukan oleh PMI Kota Bitung ini yaitu menghadirkan Chamber atau bilik PMI. “Dengan adanya Pandemi Covid-19 ini, membuat semua pihak melakukan berbagai inovasi untuk melawan dan mengatasinya. Memang awalnya hampir semua dihebohkan dengan penemuan Chamber disinfektan yang dimaksudkan untuk hal yang baik, namun ternyata menggunakan cairan berbahaya mengandung Karsinogen, yang berbahaya untuk kesehatan,” ungkap Rawung.

Terkait hal itu maka Ketua PMI Kota Bitung ini menjelaskan bahwa hal tersebut telah dipahami oleh pihaknya sejak awal, oleh karena itu dengan sukacita, demi pengabdian dan rasa kemanusiaan, PMI Kota Bitung telah menyiapkan Chamber sesuai SOP, sejak awal dioperasikan di Terminal Tangkoko, selanjutnya di Posko Perbatasan KEK Kota Bitung.

“Untuk Chamber, Kami telah mengikuti standar WHO dan juga PMI Pusat, tidak memakai Disinfektan, apalagi racikan yang dibuat bukan untuk manusia, terkecuali yang disemprotkan oleh Relawan PMI ke benda seperti kendaraan, barang-barang, rumah ibadah, kantor dan lain-lain.

Kami memakai yang ramah lingkungan, aman dan langsung di produksi dari mesin teknologi Jepang, KanGen, yaitu Strong Acid, pH 2,5 untuk pengganti disinfektan dan bukannya menggunakan bahan karsinogen,” tandas istri Walikota Bitung ini seraya menambahkan yang mana Strong Acid dari KanGen biasa digunakan untuk menyemprot wajah, tangan dan lainnya.

Selanjutnya Bunda Anak Kota Bitung ini juga menuturkan untuk harga Strong Acid di pasaran memang mahal tapi demi kemanusiaan menurutnya harga tidak menjadi ukuran. “Di pasaran, untuk ukuran 100 ml harganya pada kisaran 50 ribu rupiah sampai 190 ribu rupiah, sedangkan tiap hari kami menggunakan sekitar 25 sampai 50 liter, tapi tak mengapa demi kesehatan masyarakat untuk saat ini dan dalam jangka panjang, karena tugas PMI adalah bekerja untuk masyarakat namun tetap memperhitungkan hal yang terbaik juga untuk masyarakat,” pungkasnya. (Eky)

Admin RMC 4/06/2020

Penulis: Admin RMC

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: