RedaksiManado.Com - Gelembung busa berukuran besar muncul secara misterius di Jepara. Foto-foto gelembung busa ini sudah banyak beredar di media sosial dan ramai dibicarakan netizen.
Kemunculan busa tersebut sudah mulai sejak, Jumat (20/10) di Sungai Kedung Wuluh Dukuh Pentongan Desa Kedung Leper, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Awalnya saat itu hanya berupa gelembung busa biasa, yang lambat laun semakin membesar dan semakin tinggi. Gelembung busa ini berwarna putih dan tidak berbau.
Kali pertama, gelembung busa diketahui oleh seorang peternak kambing desa setempat, Rumali. Saat itu, ia sedang mengambil dedaunan untuk makanan ternaknya.
"Pertama kali yang lihat itu Pak Rumali. Awalnya hanya busa biasa tapi lama-lama membesar," kata Marwan (41), warga Kedung Leper kepada detikcom, Sabtu (21/10/2017).
Warga setempat, paparnya, tidak heran dan biasa-biasa saja melihat busa raksasa tersebut. Justru yang penasaran dan datang melihat ke lokasi adalah warga dari luar desa.
"Ada yang menyebar poto di Facebook, terus menjadi ramai," lanjutnya.
Hingga saat ini, lokasi gelembung busa raksasa masih ramai dikunjungi warga. Mereka mayoritas dari kalangan pelajar. Beberapa di antaranya selfie bersama gelembung busa ini. Busa itu tepatnya berada di turunan air sungai selebar sekitar 5 meter persegi dan tinggi 1,5 meter.
Ngasimin (52), seorang petani Desa Kedung Leper menuturkan bahwa air sungai Kedung Wuluh biasanya dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian. "Tapi sekarang sudah musim hujan, jadi tidak lagi memakai air sungai untuk irigasi," tuturnya.
Ia menambahkan, sejak kemunculan busa raksasa itu air menjadi keruh. "Tapi tidak tahu apakah tercemar atau tidak. Tapi banyak warga yang turun ke sungai katanya tidak gatal," imbuh dia. (TL)
Kemunculan busa tersebut sudah mulai sejak, Jumat (20/10) di Sungai Kedung Wuluh Dukuh Pentongan Desa Kedung Leper, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Awalnya saat itu hanya berupa gelembung busa biasa, yang lambat laun semakin membesar dan semakin tinggi. Gelembung busa ini berwarna putih dan tidak berbau.
Kali pertama, gelembung busa diketahui oleh seorang peternak kambing desa setempat, Rumali. Saat itu, ia sedang mengambil dedaunan untuk makanan ternaknya.
Warga setempat, paparnya, tidak heran dan biasa-biasa saja melihat busa raksasa tersebut. Justru yang penasaran dan datang melihat ke lokasi adalah warga dari luar desa.
"Ada yang menyebar poto di Facebook, terus menjadi ramai," lanjutnya.
Hingga saat ini, lokasi gelembung busa raksasa masih ramai dikunjungi warga. Mereka mayoritas dari kalangan pelajar. Beberapa di antaranya selfie bersama gelembung busa ini. Busa itu tepatnya berada di turunan air sungai selebar sekitar 5 meter persegi dan tinggi 1,5 meter.
Ngasimin (52), seorang petani Desa Kedung Leper menuturkan bahwa air sungai Kedung Wuluh biasanya dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian. "Tapi sekarang sudah musim hujan, jadi tidak lagi memakai air sungai untuk irigasi," tuturnya.
Ia menambahkan, sejak kemunculan busa raksasa itu air menjadi keruh. "Tapi tidak tahu apakah tercemar atau tidak. Tapi banyak warga yang turun ke sungai katanya tidak gatal," imbuh dia. (TL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar