.

.
» » » INSPIRASI : Sukses Berawal dari Diri Sendiri

RedaksiManado.Com -- Setiap kita ingin memperoleh sebanyak mungkin kebahagiaan, kesuksesan, dan kepuasan dalam hidup. Kita sibuk mencarinya di mana-mana, bahkan beragam cara dilakukan untuk memperoleh semua itu. Namun banyak di antara kita akhirnya mendapati kekecewaan karena pada akhirnya mendapati hidup kita dalam titik stagnan dan kejenuhan. 

Semua hal yang terjadi dalam kehidupan kita semuanya berawal dari pabrik pikiran, yang memproduksi pikiran bahagia atau tidak bahagia. Pikiranlah awal dari suatu proses yang akan terjadi dalam hidup ini berawal, di mana kita “berpikir” bahwa apa yang akan kita lakukan akan membawa kebahagian maka kebahagianlah yang akan kita peroleh. Namun sebaliknya, apabila kita mengawali pikiran ini dengan hal-hal yang buruk dan mendatangkan ketidak bahagiaan maka, hal buruk dan ketidak bahagiaanlah yang akan terjadi.

Mulailah dari sekarang untuk memliki sikap dan mental yang baik dalam melaksanakan tugas di kehidupan ini. Jadilah diri sendiri jangan mengharap menjadi orang lain, sebab setiap orang telah Tuhan jadikan dengan “keunikan” tersendiri yang sesuai dengan tugas dan panggilan hidup yang telah Dia berikan kepada kita. Mungkin pada saat kita meraih bintang, kita tidak berhasil mendapatkan satu pun, tetapi yakinlah kita tidak akan pulang dengan tangan hampa. 

Keberhasilan yang diraih, atau kegagalan yang menimpa dapat ditelusuri jauh ke dalam diri kita. Karena kitalah yang menjalani semua ini. Bukan orang lain. Hanya saja, terlalu banyak orang tak mau memikul tanggung jawab itu. Bagi mereka mempertanggungjawabkannya adalah beban. Padahal, tak seorang pemimpin pun tak merasakan kebebasan setelah berani mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Dan, tanggung jawab tertinggi untuk mencapai kebebasan murni adalah bertanggung jawab atas diri sendiri. 

Seorang bijak pernah menulis demikian: "Amatilah pikiranmu, karena akan menjadi ucapanmu. Amatilah ucapanmu, karena akan menjadi tindakanmu. Amatilah tindakanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu. Amatilah kebiasaanmu, karena akan menjadi karaktermu. Amatilah karaktermu, karena akan menjadi nasibmu." 

Di atas semua itu, amatilah diri kita. Hanya mereka yang mengenal dirinyalah yang akan mencapai ketenangan diri yang sesungguhnya.

Sikap Menentukan Prioritas
Coba kita lempar sebutir kerikil ke dalam telaga yang tenang. Berpusat dari tempat jatuhnya kerikil itu akan tercipta sebuah riak gelombang yang mengalun ke penjuru telaga. 

Kini, bisakah kamu menghentikan laju riak gelombang itu? Mungkin kita mencoba dengan memasukkan telapak tangan ke dalam air. Atau. menghadangnya dengan ke dua belah kaki kita. Namun yang terjadi adalah semakin banyak kita melakukan sesuatu pada permukaan telaga, semakin banyak riak gelombang baru bermunculan. Satu-satunya cara menghentikan laju riak gelombang itu hanyalah dengan membiarkannya berhenti sendiri. 

Demikian pula dengan ketenangan dan pikiran. Semakin keras kamu melakukan sesuatu pada pikiranmu, semakin sulit kamu mencapai ketenangan itu. Amati saja. Jangan tolak atau menghentikan riak pikiran kita. Biarkan pikiran berangsur-angsur tenang. Ketenangan diri dimulai dari ketenangan pikiran; sedangkan ketenangan pikiran bermula dari ketenangan bernafas. Dalam nafas yang tenang ditemukan jiwa yang tenang.

Kalau kita mencoba untuk merenung sejenak dan melupakan semua kesibukan sehari-hari maka kita akan menyadari bahwa manusia zaman sekarang ini paling lama umurnya 80 tahun. Itupun sudah termasuk panjang umur. Tetapi kita sering lupa akan hal ini sehingga kita mati-matian mengejar uang, harta, jabatan dan mengabaikan hati nurani kita. Kita menginjak dan menghina orang yang tidak seberuntung kita dan kita menjilat serta mencari muka terhadap orang kaya dan berpangkat. 

Kita menilai orang dari mobil, rumah, harta, atau jabatannya dan bukan pada pribadi seseorang. Ini yang membuat kita menjadi orang yang egois, serakah, sombong, materialis dan membutakan hati nurani kita sendiri. 

Masing-masing orang bersaing untuk saling melebihi dan pamer kekayaan, pamer rumah, pamer mobil, dan lain-lain. Padahal itu semua hanya membuat orang yang tidak seberuntung kita menjadi panas hati dan iri hati. Untuk itu kita harus sadar dan ingat bahwa hidup ini tidak semata-mata mengejar uang, harta, jabatan, tapi yang utama hidup ini harus kita isi dengan perbuatan-perbuatan yang berguna dan bermanfaat baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain. Itu semua membuat kita merasa puas, bahagia, rendah hati dan mempunyai empati terhadap orang yang tidak seberuntung kita.

Demikian juga dengan kesuksesan hidup dan kepuasan hidup, keduanya dapat diperoleh dengan menciptakan sikap positif dalam benak kita. Sebagian dari kita telah berlaku bodoh, kita terus saja bermimpi untuk mendapatkan sesuatu yang lain di kemudian hari. Benar kata peribahasa “rumput tetangga selalu lebih hijau”. Temukan sendiri cara yang dapat mengingatkan dan mengubah kamu.

Be Your Self
Ketika dua cermin saling berhadapan, muncul pantulan yang tak terhingga. Begitulah bila kita mau bercermin pada diri sendiri. Akan kita temukan bayangan yang tak terhingga. Bayangan itu adalah kemampuan yang luar biasa: ketakterbatasan yang memberi kekuatan untuk menembus batas rintangan diri.Berkacalah pada diri sendiri, dan temukan kekuatan itu. 

Singkirkan cermin diri orang lain. Di sana hanya terlihat kekurangan dan kelemahan kita yang akan memupuk ketidakpuasan saja. Dan ini akan menjerumuskan kita ke dalam jurang kekecewaan. Kita bukan orang lain. Kita adalah yang memiliki jalan keberhasilan sendiri. Mulailah hari ini dengan menatap wajah kita. Carilah bayangan yang tak terhingga itu. Di sana ada kekuatan yang akan membawa kita ke puncak keberhasilan.

Selalu Memupuk Harapan
Saat berpikir, yang harus kamu singkapi adalah sikapmu, benakmu dapat berpikir positif dan negatif. Jika kamu ingin menangani masalah, peluang, catatan, laporan, surat atau gambaran tertulis secara efektif, kamu harus dalam suasana hati postif. Materi, pengetahuan, jabatan, atau status juga tidak dapat membantumu. 

Bagaimana seharusnya berpikir? Cobalah kamu jangan melakukan apa-apa, heningkan suasana dan ruanganmu, awalnya tidak akan terjadi apa-apa. Kemudian mucullah bohlam mental kecil menyala, dan kadang bohlam mental besar. 

Pelajari bohlam itu! Jangan khawatir, tidak ada orang yang pintar dalam sekejap, berpikirlah, tentukan tujuan, dan begeraklah! Pada awalnya pasti perlahan-lahan jika sudah terbiasa kamu tidak akan merasa kesulitan melakukan hal tersebut. 

Bukalah Pikiran Kamu
Pikiran yang tertutup ibarat sebuah goa yang suram, dan akan bertambah suram dengan adanya sarang laba-laba kebodohan dan prasangka. Pikiran yang terbuka sama seperti padang rumput yang cerah di mana gagasan yang segar bertunas dan mekar. 

Dalam sejarah umat manusia, setiap kali manusia membuka jendela pikirannya, gagasan baru yang sehat berembus masuk. Dan ia dengan antusias melangkah keluar dari wilayahnya yang sempit untuk menemukan benua dan samudra, planet dan galaksi. Tetapi setiap kali manusia mengubur gagasan barunya dan terlena dalam kenyamanan norma lama yang kaku, maka peradaban manusia akan terbungkus oleh suramnya Zaman Kegelapan.

Bangunlah dari buaian mimpi! Keluarlah dari sarang pikiran yang stagnan, masuki wilayah yang terbuka dan miliki serta temukan gagasan yang luar biasa. Membungbunglah yang tinggi bak Rajawali yang perkasa, mengepak-kepakkan sayapnya melawan kencangnya kekuatan sang bayu, menjelajah langit tanpa batas. Dengan kekuatan pikiran seorang penjelajah, terbangkan pikiran kamu untuk mencapai puncak pencapaian dan kesuksesan yang baru.

Bersyukur Setiap Saat 
Kita tidak pernah melihat bintang-bintang bergerak, walaupun mereka bergerak dengan kecepatan lebih dari sejuta kilometer per hari. Kita tidak pernah melihat pohon tumbuh, atau memperhatikan diri kita yang semakin tua setiap harinya. Kita bahkan tidak melihat jarum jam bergerak. Kita cenderung berpikir secara statis lalu terkejut oleh perubahan yang senantiasa terjadi di dalam dunia ini, dan seringnya kejutan itu tidak mengenakkan dan terkadang bahkan mematikan. 

Coba kita sisihkan waktu sejenak untuk bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup kita. Renungkan tentang apa yang telah kita capai. Orang-orang yang memperhatikan kita. Pengalaman yang telah kita dapatkan, keahlian dan minat yang kita miliki, apa yang kita percayai, dan hal-hal terindah dalam hidup kita. Karena hidup dan kesempatan itu hanya datang sekali. (Abd)

EL , 4/01/2017

Penulis: EL

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: