.

.
» » Roring Pimpin Ibadah Hut Ke - 21 Jemaat Imanuel Bailang “Memberi Adalah Karunia”



REDAKSIMANADO.COM, MANADO - Jemaat GMIM Imanuel Bailang Wilayah Manado Utara Tiga, hanyalah sebuah jemaat kecil di wilayah Manado Utara di Kelurahan Bailang. Jemaat yang hanya terdiri dari 3 kolom ini, baru dilayani seorang Pendeta Jemaat sekitar 2 tahun terakhir, meskipun tahun 2016 ini memperingati HUT jemaat ke 21.

Tapi siapa sangka, jemaat kecil yang untuk mencapai gedung gerejanya perlu menapaki lebih dari 150-an anak tangga ini mendapat hadiah spesial di hari ulang tahunnya. Orang nomor satu di Manado, Penjabat Walikota, Ir. Royke O. Roring, M.Si, didampingi Ketua TP PKK Kota Manado, Ny. Fenny Ch. Roring Lumanauw, bahkan tanpa didampingi pejabat SKPD Pemkot Manado, berkenan menjadi khadim dalam ibadah yang berlangsung, Minggu (17/1/2016).
 
Khotbah yang disampaikan Penjabat Walikota :  Bacaan di minggu ini sebagai Warga GMIM yaitu 2 Kor. 8 : 1-9, dengan tema, Meski Miskin Namun Kaya dalam Kemurahan. Sebagai orang beriman, kita sangat bersyukur oleh karena kasih Tuhan, kita boleh memasuki tahun 2016, dan tanpa terasa kita sudah memasuki hari ketujuh belas di bulan Januari.

Banyak berkat yang boleh kita nikmati di tahun 2015 dan tahun sebelumnya, di tengah keluarga, jemaat, masyarakat, berbangsa dan bernegara. Banyak keberhasilan, kesuksesan, serta sukacita yang boleh kita alami. Lebih khusus jemaat GMIM Imanuel Bailang, karena atas perkenaan Tuhan boleh merayakan HUT ke-21 sebagai satu persekutuan jemaat.

Tetapi di pihak lain, harus kita akui, tidak sedikit tantangan, pergumulan dan masalah yang menerpa kita. Salah satunya adalah kemiskinan. Itulah sebabnya di awal tahun ini, kita diajak untuk bersama menggumuli hal itu. Di bawah tema renungan di bulan Januari, menanggulangi kemiskinan adalah tanggung jawab bersama, yang dijabarkan dalam tema mingguan, meski miskin namun kaya dalam kemurahan.

Berdasarkan bacaan kita minggu ini yaitu 2 Kor. 8 : 1-9. Jemaat yang dikasihi Tuhan, di zaman perjanjian baru, Kota Korintus adalah kota yang merupakan salah satu provinsi dari bagian Roma, terletak di jalur tanah yang menghubungkan Yunani Selatan dan Yunani Utara. Saya beberapa waktu lalu sudah pernah ke Kota Korintus. Di kota ini merupakan kota pelabuhan, ada satu kanal yang memotong antara timur dan barat, supaya bisa dimasuki kapal besar. Kanalnya cukup dalam.

Ibarat pepatah, di mana ada gula ada semut, maka kita dapat melihat Kota Korintus yang merupakan kota pelabuhan, kota industry, dan pusat perdagangan. Dan itu berarti pada masa itu jemaat korintus adalah jemaat yang kaya, berhasil, tetapi masih perlu diberikan motivasi, supaya memiliki kepekaan dan kepedulian sosial terhadap sesame yang kurang mampu.

Oleh karena itu, sang penulis yang kita kenal adalah Rasul Paulus, dalam suratnya yang kedua kepada Jemaat Korintus, memberikan satu contoh motivasi rohani dengan mengangkat kehidupan jemaat di Makedonia. Sekalipun mereka sedang dicobai dengan penderitaan, karena mereka bukan hanya miskin, tapi sangat miskin, namun dikatakan tetap bersukacita dan mereka kaya dalam kemurahan.

Karena mereka suka membantu orang lain, suka memberi, terlebih sesame yang berkekurangan. Ini yang diberikan contoh oleh Paulus bagaimana jemaat makedonia yang berkekurangan, tapi mereka peduli. Dan ini disampaikan Paulus kepada jemaat yang kaya yaitu di Korintus yang karena kepekaan sosialnya kurang sehingga dicontohkan.

Mungkin kita akan bertanya mengapa orang Makedonia yang mempunyai kualitas iman yang baik sehingga mereka suka membantu dan memberi ternyata saudara-saudara mereka mempunyai pandangan bahwa mereka memberi adalah karena karunia. Jadi bukan hanya menerima sesuatu, tetapi memberi sesuatu kepada orang lain adalah karunia.

Yakni karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan bersama sebagaimana Paulus menyampaikan. Ini hendak menggugah jemaat di Korintus, tapi juga di Jemaat Imanuel Bailang atau untuk kita semua. Jemaat yang boleh dikatakan jemaat yang berkekurangan, jemaat yang baru 3 kolom. Tetapi dalam usia 21 tahun, di dalam kekurangan, kemurahan Tuhan dinyatakan.

Artinya bahwa meski berkekurangan, tetap hidup sebagai jemaat yang saling mengasihi, di mana terbukti saat ini, ibadah syukur kita, bahwa kita boleh merayakan usia 21 tahun sebagai jemaat. Di tengah kekurangan, keterbatasan, dengan tempat jauh, yang menurut Pendeta harus beristirahat karena berjalan jauh. Tetapi inilah, dalam kekurangan kita tetap memberi waktu, tenaga, dan apa yang ada pada kita dalam satu persekutuan pelayanan kepada Tuhan. Itu bukti, kita meyakini, memberi adalah karunia.
 
Saudara-saudara yang kekasih, dari apa juga yang disampaikan Pendeta, ini jemaat sudah 21 tahun, membangun gereja itu kalau tidak ada topangan, tentu tidak demikian. Artinya bahwa di tengah-tengah kekurangan, kita masih bisa memberi, baik sebagai pemerintah maupun jemaat yang ingin bersama salam persekutuan jemaat. 

Saudara-saudara, Kita tentu semuanya tidak hanya memberi karena berkelebihan, tetapi juga memberi sekalipun dalam kekurangan. Ini bukti yang juga telah dilakukan oleh jemaat di Makedonia dan Imanuel Bailang. Yang menjadi soal sekarang, masih ada orang yang berkelebihan, tetapi sering sulit untuk membantu orang yang mengalami kesusahan.

Bahkan banyak orang yang terpanggil untuk bertanggung jawab secara bersama, tetapi tidak sedikit yang tidak mau peduli dengan berbagai alasan. Salah satu alasannya, kami juga orang-orang yang banyak masalah, kami juga orang-orang yang banyak pengeluaran, banyak kebutuhan. Tidak ada waktu untuk mengurus orang lain, dan kami orang miskin.

Kini kita diingatkan bahwa tidak ada alas an untuk tidak menolong orang lain. Sekecil apapun perhatian dan kepedulian kita. Orang yang berkekurangan pun dapat kaya dalam kekurangan. Karena itu, mari kita saling menolong yang berkekurangan. Tapi juga yang berkekurangan mari kita bangkit dari keterpurukan. Kemiskinan tidak boleh menghambat orang percaya untuk berbuat baik.

Angka kemiskinan di Sulut meningkat dari 8,26 menjadi 8,98, atau bertambah 0,72 persen. Kalau rakyat SUlut kira-kira 2.3 juta jiwa, maka terjadi peningkatan beberapa ribu. Kita juga menyadari tahun lalu kemarau panjang. Untuk itu, Program Pemerintah baik di pusat, banyak program yang dilakukan, misalnya PKH, Beasiswa miskin, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, yang memang dalam program Presiden dan Wapres yang dikenal dengan Nawacita, sasarannya kalau ada keluarga miskin, anak-anaknya dibantu dengan beasiswa.

Sehingga diharapkan angka kemiskinan berkurang, dan mereka keluar dari wilayah kemiskinan dan bisa berusaha sendiri. Oleh karena itu, juga dalam kita menghayati karya penyertaan Tuhan di Jemaat GMIM Imanuel Bailang yang ke-21 tahun, tapi kita juga mengkilas balik ke belakang, bagaimana selama 21 tahun dalam kesengsaraannya tetapi penyertaan Tuhan selalu berada. Tanpa disadari sudah berusia 21 tahun.

Pertanyaannya, sudah sejauh mana kita memberi diri dalam pelayanan. Sebagai evaluasi di tahun-tahun ke depan, apa yang harus kita lakukan, peran jemaat dan gereja Tuhan, sehingga menjadi motivasi kita. Sekecil apapun kita, kita ada untuk bersama, membangun gereja Tuhan, membangun bangsa dan Negara. Marilah kita ambil bagian dalam karunia pelayanan melalui memberi kepada mereka yang berkekurangan sambil bersyukur kepada Tuhan dalam Kristus Yesus selaku Kepala Gereja.

Menjadi miskin supaya kita menjadi kaya dalam kemiskinan-Nya yang akan terus menyertai dan memberkati kita dalam perjalanan sepanjang tahun ini sebagai tahun rahmat Tuhan, tahun yang menjanjikan bagi kita sekalian.
 
Hadir dalam ibadah tersebut, Ketua BPMJ Jemaat GMIM Imanuel Bailang, Pdt. Rommie Ch. Mocodompis, M.Si, Lurah Bailang, Deky Foke, seluruh Pelayan Khusus, dan tamu jemaat lainnya.

(*/iren)


Admin RMC 1/19/2016

Penulis: Admin RMC

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: