.

.
» » Penjabat Walikota Temui Pimpinan Pln Suluttenggo dan PT Air




Pastikan Efek Pemadaman Listrik Terhadap Layanan Air Bersih

REDAKSIMANADO.COM, MANADO - Sehari pasca dilanda pemadaman listrik besar-besaran di Manado, Penjabat Walikota Manado, Ir. Royke O. Roring, M.Si, Senin (18/1/2016) pagi melaksanakan kunjungan marathon, mendatangi kantor wilayah PLN Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo serta mendatangi kantor PT Air Manado di Paldua. 

Di kantor PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo, Penjabat Walikota diterima langsung oleh GM PT PLN Wilayah, Ir. Baringin Nababan. Meski sudah membaca rilis resmi yang dikeluarkan oleh PLN Wilayah terkait black out yang terjadi akhir pekan lalu.

Kedatangan orang nomor satu di Manado ini bermaksud meneruskan keluhan masyarakat terkait sering padamnya listrik di Manado serta mendengarkan langsung berbagai upaya strategis dalam menghadapi krisis listrik termasuk rencana beroperasinya kapal pembangkit tenaga listrik di Amurang.

Kepala Bappeda Sulut ini juga berharap agar PLN Wilayah Suluttenggo bisa secepat mungkin memberikan penjelasan bila terdapat gangguan-gangguan teknis agar masyarakat tidak mengira-ngira, tapi bisa tahu persis duduk persoalan yang dihadapi PLN. 

Usai bertemu petinggi PLN, Penjabat Walikota Manado menyambangi kantor PT Air Manado di bilangan Paldua. Kedatangan Ketua Forum Komunikasi Pria Kaum Bapa PGI ini disambut Direktur Utama PT Air Manado, Ir. Otniel Kojansow.

Dalam laporan dan presentasinya di hadapan Penjabat Walikota, Kojansow mengemukakan berbagai kendala yang dialami oleh PT Air Manado sebagai bentukan WMD dan PDAM Manado, target-target yang ditetapkan dalam melayani kebutuhan air bersih, serta harapan terhadap support Pemerintah Kota kepada eksistensi PDAM Manado. 

Sementara itu Penjabat Walikota Manado, Ir. Royke O. Roring, M.Si, menjelaskan tujuan utama kedatangannya ke PT Air Manado adalah untuk memastikan efek pemadaman listrik terhadap layanan air bersih.
 
Dalam pertemuan tersebut terungkap bahwa layanan PT Air Manado kepada para pelanggan dilakukan melalui 7 (tujuh) instalasi, 3 instalasi di antaranya menggunakan layanan gravitasi yang dapat melayani 20-30 persen pelanggan, sementara 4 instalasi lainnya yang melayani sekitar 70 – 80 persen pelanggan digerakkan oleh tenaga listrik.

Nah, jika listrik padam, gangguan terhadap layanan PT Air kepada para pelanggan sangat berpengaruh karena seluruh genset yang dioperasikan bermasalah akibat banjir bandang 15 Januari 2014 lalu, dan layanannya mati total, meski sudah berusaha diperbaiki.

Kojansow sendiri mengakui jika PT Air Manado masuk dalam klasifikasi tidak sehat dan perlu pembenahan serius baik dari sisi cash flow, layanan pembayaran rekening, dukungan peralatan, dan teknologi yang digunakan. Pembiayaan operasional yang mencapai 3 Milyar per bulan diperkirakan hanya bisa melayani kebutuhan operasional saja.


(*/iren)

Admin RMC 1/19/2016

Penulis: Admin RMC

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: