.

.
» » Sejarah Boko Haram, komplotan budak perampok pencari istri

RedaksiManado.Com - Dunia mengenal mereka sebagai kelompok teroris Islam. Boko Haram selalu menghantui wilayah di sekitar perbatasan Kamerun dan Nigeria. Warga setempat menjuluki mereka 'budak perampok' karena alasan khusus. Boko Haram dikenal sebagai komplotan 'penculik perempuan untuk dijadikan istri', serupa dengan para penculik budak ratusan tahun lalu di wilayah Afrika Barat.

Pekan ini Boko Haram kembali menjadi sorotan ketika menculik 101 siswi di Sekolah Menengah Ilmuwan Ilmu Pemerintahan Jepang di Dapchi, negara bagian Yobe di Nigeria bagian timur laut. Siapa sebetulnya kelompok Boko Haram dan mengapa mereka begitu ditakuti di kawasan Afrika Barat?

Kelompok bersenjata ini bermula pada 2002-2004 di Maiduguri, kota terbesar di sebelah timur laut Nigeria. Awalnya kelompok ini adalah gerakan Islam dari kaum muda berasal dari keluarga terpandang dan para pemuda pengangguran yang menolak campur tangan negara. Mereka menyebut negara adalah pemimpin thagut atau penyembah berhala.

Dikutip dari laman the Washington Post, meski berasal dari perkotaan, namun Boko Haram lebih banyak beroperasi di kawasan perbatasan, jauh dari kota, dan melancarkan serangan di daerah itu. Boko Haram kini menempati kawasan Pegunungan Mandara yang membentang di perbatasan sebelah utara Kamerun dan Nigeria. Pegunungan terjal berbatu dan dihuni banyak penduduk membuat daerah itu menjadi kawasan pertahanan cukup kuat buat Boko Haram.

Para pentolan kelompok ini menganggap, dengan menjauh ke wilayah perbatasan, mereka mengikuti tradisi para militan Islam yang tinggal di pengasingan untuk memberontak melawan pemerintahan korup. Garis terdepan dari perbatasan Nigeria dan Kamerun juga menjadi rute melarikan diri paling nyaman dari pasukan keamanan. Selama berabad-abad, para penyelundup dan bandit sering menculik warga di perbatasan untuk dijual. Boko Haram mengikuti tradisi itu.

Peristiwa penculikan besar di wilayah itu terjadi pada 1912 hingga 1920. Pemimpin komplotan adalah Hamman Yaji, seorang pemimpin muslim Falani di Kota Madagali. Hamman Yaji meneror warga di Mandara. Penjajah Inggris secara resmi menutup pasar budak di Nigeria seabad sebelumnya tapi Hamman Yaji menghadiahkan budak perempuan kepada para anak buahnya sebagai kado kesetiaan.

Hampir seabad kemudian pada 2014 Boko Haram menculik lebih dari 250 remaja perempuan di Chibok, sekitar 80 kilometer dari Madagali. Abubakar Shekau, pemimpin Boko Haram, dalam sebuah video mengancam akan menjual semua perempuan itu di pasar, meski sudah seabad lebih pasar budak semacam itu tidak ada. Seperti halnya Hamman Yaji, pentolan Boko Haram menculik para perempuan itu sebagai hadiah bagi para pengikutnya. Banyak cerita dari gadis yang selamat menyatakan mereka dipaksa menikahi para militan Boko Haram setelah diculik.

Mengapa mereka sampai harus menculik perempuan untuk dijadikan istri? Buat memahaminya perlu ditilik kondisi sosial di kawasan itu. Para pemuda di daerah itu kebanyakan berkantong tipis, sulit mencari kerja, hanya luntang lantung saban hari. Mereka tidak punya uang buat membayar mahar nikah. Jika tak kunjung berkeluarga hingga usia 30 atau 40an tahun mereka akan dianggap bukan pria dewasa di mata masyarakat. Dengan alasan itulah penculikan jadi satu-satunya jalan. [Red/Mer]

Redaksi Manado 2017 2/24/2018

Penulis: Redaksi Manado 2017

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: