Bitung, RedaksiManado.Com – Cuaca buruk yang terjadi di seputaran Laut Sulawesi Utara nelayan kapal penangkap ikan dibawah GT 30 tak bisa pergi melaut, Rabu (19/07/2018).
Kepala Pelabuhan Perikanan Bitung Henry M. Batubara S.Pi, M.Si, ketika di konfirmasi sejumlah wartawan di ruang kerjanya mengatakan Pelabuhan Perikanan Bitung sudah sekitaran dua minggu melarang dan membatasi kapal-kapal kecil penangkap ikan untuk melaut di seputaran laut Sulawesi Utara.
“Terkait cuaca buruk dan himbauan dari BMKG (Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika) Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Bitung kami melarang dan membatasi kapal-kapal kecil yang ukuran besar 30 GT kebawah untuk melaut sedangkan di atas 30 GT itu juga masih membaca situasi,” Ungkap Batubara.
Batubara Juga mengatakan akibat cuaca buruk ini ada penurunan produksi ikan yang masuk.
“Biasanya produksi ikan yang 200 ton perhari sekarang menjadi dibawah 50 ton perhari, malahan pada hari minggu kemarin hanya 18 ton,” jelasnya.
Lanjutnya, Batubara juga menghimbau kepada para nelayan dan pemilik kapal untuk bisa bekerja sama mengontrol kapal-kapal yang berlabuh di dermaga karena terkait kecelakaan yang terjadi di beberapa daerah seperti kebakaran kapal yang sedang berlabuh.
“Dengan kapal tak melaut jadi banyak yang berlabuh di dermaga kami tetap mengontrol aktifitas tapi butuh kerja sama juga dengan pemilik kapal untuk bisa mengontrol, kami juga menghimbau untuk mentaati larangan ini demi keselamatan karena laut ini tak bisa kita prediksi, untuk sementara istirahat dulu dan lakukan aktifitas lain seperti memperbaiki kapal dan jaring-jaring penangkap ikan,” tutupnya.
Di tempat yang berbeda Ricky Daniel Aror,S.Si Kepala Seksi Observasi dan Infomasi (Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika) Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Bitung juga mengatakan terkait cuaca buruk ini memang benar karena adanya badai Tropis yang lagi aktif di sebelah timur Philipina.
“Kecepatan angin di sekitar badai mencapai 35 knots, hal itu mempengaruhi pola cuaca yang ada di Laut Maluku, Kep. Sangihe Talaud, Sitaro, dan Bitung,” ungkapnya.
Aror juga menjelaskan bahwa pada bulan Juli saja sudah terjadi 4 badai Tropis yaitu Badai Tropis Maria, Badai Tropis Prapiroon, Son-Thin, Ampil, dan kemungkinan kedepannya akan muncul lagi.
“Laut Maluku Kepulauan Sangihe, Talaud, sebelah timur Sitaro dan Bitung, gelombang rata-rata 1,2 metera untuk maksimum 2-2/5 meter dikarenakan ada sirkulasi dari sebelah timur laut Philipina” jelasnya.
Aror juga menghimbau kepada masyarakat BMKG menginformasikan daerah mana saja yang mengalami cuaca buruk tapi buat daerah yang tidak kami peringatan dini nelayan bisa melaut.
“Silahkan pilih alternatif yang terbaik, kami hanya batasi, sebenarnya nelayan bisa melaut dengan memilih wilayah alternatif,” Tutupnya
BMKG Juga membuka layanan informasi via telepon dan website, kalau di FB juga bisa di cek di 'BMKG Sulawesi Utara’. (Ical)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar